
Gelombang
globalisasi ekonomi akibat AFTA, GATT, APEC, WTO dan lain sebagainya telah
menciptakan kancah kompetisi yang semakin bebas dan ketat. Proteksi yang sebelumnya
menjadi benteng bagi produk dalam negeri, akan hilang diterjang arus
liberalisasi. Produk dari luar negeri akan bebas masuk kepasar domestik yang
merupakan bagian dari pasar global.
Menghadapi
situasi seperti ini, terdapat dua pilihan bagi para pelaku bisnis maupun
produsen yaitu masuk dalam arena kompetisi atau keluar arena kompetisi. Kedua
keputusan tersebut memiliki konsekuensi yang sama beratnya. Memasuki arena
kompetisi tanpa kekuatan dan strategi, sama saja dengan bunuh diri. Keluar dari
arena kompetisi tidak luput dari hampasan gelombang globalisasi. Malahan boleh
jadi dampaknya lebih dahsyat dari pada ikut bertarung dalam arena kompetisi
tersebut.
Memasuki
iklim kompetisi dan perdagangan bebas seperti itu, maka strategi kompetisi yang
paling dapat diandalkan oleh pelaku bisnis adalah Strategi Kualitas. Oleh
karena itu, para pelaku bisnis dan produsen harus terus berusaha untuk
mengembangkan konsepsi dan teknologi kualitas sejalan dengan trend globalisasi.
Pada saat ini terdapat tiga konsepsi kualitas yang paling populer yang telah
dikembangkan oleh tiga pakar kualitas tingkat internasional, yaitu W. Edwards
Deming, Philip B. Crosby dan Joseph M. Juran.
W.
Edwards Deming mendefenisikan kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan
keinginan konsumen. Philip B. Crosby mendefenisikan kualitas adalah sebagai
nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan. Sedangkan Joseph
M. Juran mendefenisikan kualitas adalah kesesuaian terhadap spesifikasi.
Diantara alternatif pilihan ada nampaknya sistem manajemen kualitas ISO-9000
dan Total Quality Management (TQM) adalah pilihan yang paling tepat dan efektif
bagi para pelaku bisnis untuk menyiasati kualitas dalam era globalisasi.
TQM
mengembangkan konsep kualitas dari sudut pandang (persepsi) konsumen yang
mengartikan kualitas adalah kesesuaian. Bila sesuatu produk diproduksi, dibuat,
dibeli, digunakan atau dikonsumsi sesuai dengan persyaratan, maka dikatakan
berkualitas. Persyaratan yang dimaksudkan adalah sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Oleh karena itu, dalam konsep TQM konsumen bukan hanya
diartikan sebagai pembeli, tetapi diartikan juga sebagai proses berikutnya dan
pihak yang menentukan persyaratan.

ISO
adalah organisasi standar sistem kualitas yang diakui secara internasional dan
saat ini beranggotakan lebih 90 negara termasuk Indonesia. ISO mengawasi badan
akreditasi (Acreditation Body) yang terdiri dari NACCB (National Acreditation
Council for Certification Body), RAB (Register Acreditation Body) dan JAB
(Japanesse Acreditation Body). Badan akreditasi ini mengawasi lembaga-lembaga
yang mengaudit dan memberikan sertifikat (Sertification Body) seperti : SGS
Sucofindo di Indonesia, SISIR di Singapura, SIRIM di Malaysia, TISI di
Thailand, BPS di Philipina, L’Loyd dan BSI di Inggris dan lain sebagainya.
Standar
sistem manajemen kualitas saat ini yang paling terkenal terdiri dari lima seni,
yaitu sistem manajemen kualitas ISO-9000, sistem manajemen kualitas ISO-9001,
sistem manajemen kualitas ISO-9002, sistem manajemen kualitas ISO-9003 dan
sistem manajemen kualitas ISO-9004.
Sistem
manajemen kualitas ISO-9000 berisikan petunjuk umum untuk dijadikan pedoman
pemilihan sistem manajemen kualitas mana yang cocok dengan perusahaan.
Sedangkan sistem manajemen kualitas ISO-9004 berisikan petunjuk penggunaan atau
penerapan masing-masing sistem manajemen kualitas jika perusahaan telah
menentukan pilihan yang cocok untuk diterapkan perusahaan.
Sistem
manajemen kualitas ISO-9001 adalah sistem manajemen kualitas untuk jaminan
dalam hal : desain, pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan. Sistem
manajemen kualitas ini digunakan bila kesesuaian terhadap persyaratan yang
telah ditentukan dijamin oleh pemasok dalam hal : desain, pengembangan,
produksi, instalasi dan pelayanan.
Sistem
manajemen kualitas ISO-9002 adalah sistem manajemen kualitas untuk jaminan
kualitas dalam hal : produksi, instalasi dan pelayanan. Sistem manajemen
kualitas ini digunakan bila kesesuaian terhadap persyaratan yang telah
ditetapkan harus dijamin oleh pemasok dalam hal : produksi, instalasi dan
pelayanan. Sedangkan Sistem manajemen kualitas ISO-9003 adalah sistem manajemen
kualitas untuk jaminan kualitas dalam hal : inspeksi dan tes akhir. Sistem
manajemen kualitas ini digunakan bila kesesuaian terhadap persyaratan yang
ditetapkan harus dijamin oleh pemasok hanya pada tahap inspeksi dan tes akhir.

Sampai
saat ini ribuan perusahaan dan organisasi jasa diseluruh dunia termasuuk
ratusan perusahaan di Indonesia, telah mengadopsi sistem manajemen kualitas
ISO-9000. Data terakhir perusahaan di Indonesia yang telah memperoleh
sertifikat sistem manajemen kualitas ISO-9000 berjumlah sekitar 284 perusahaan.
Jumlah ini sangat sedikit dibandingkan dengan total perusahaan yang ada di
Indonesia. Hal ini penting dan harus dipertahankan bahkan ditingkatkan oleh
perusahaan yang mengimplementasikan sistem manajemen kualitas ISO-9000 adalah
komitmen perusahaan terhadap kualitas produk, efisiensi, efektivitas,
produktivitas dan improvement proses operasi.
Sistem
manajemen kualitas ISO-9000 didefenisikan sebagai standar sistem manajemen
kualitas yang mengelola proses pencapaian kualitas. Sistem manajemen kualitas
ISO-9000 mengatur hubungan antara suplier, perusahaan dan konsumen (pelanggan).
Oleh karena itu, sitstem manajemen kualitas ISO-9000 sama sekali tidak
berbicara tentang kualitas produk, tetapi berbicara tentang proses pencapaian
suatu tingkat kualitas teretentu.

Sistem
manajemen kualitas ISO-9000 memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
sistem manajemen kualitas lainnya seperti Total Quality Control atau TQM.
Pertama, sistem manajemen kualitas ISO-9000 sangat antisipatif, ketat dalam hal
prosedur dan dokumentasi, progresif dalam audit dan tindakan koreksi serta
dilengkapi dengan sertifikat. Kedua, sistem manajemen kualitas ISO-9000 sangat
adaptif untuk diaplikasikan di berbagai macam organisasi. Ketiga, sistem
manajemen kualitas ISO-9000 sangat informatif, mudah dipahami dan telah
dijadikan sistem manajemen kualitas standar internasional.
Tujuan
implementasi sistem manajemen kualitas ISO-9000 dimanapun juga sama yaitu untuk
meningkatkan daya saing, meningkatkan efisiensi bisnis dan meningkatkan
efektivitas bisnis. Untuk mencapai tujuan tersebut, sistem manajemen kualitas
ISO-9000 lebih menekankan konsep pengendalian sejak dini, lebih menekankan
pencegahan ketidaksesuaian dari pada mengoreksi setelah terjadi ketidak
sesuaian.

Impelmentasi
sistem manajemen kualitas ISO-9000 pada dasarnya mempunyai manfaat poko sebagai
berikut :
a.
Meningkatkan efisiensi kerja,
efektivitas kerja dan produktivitas
b.
Meningkatkan daya saing
c.
Adanya jaminan konsistensi terhadap
kualitas produk
d.
Meningkatkan kepercayaan konsumen
terhadap produk
e.
Struktur kerja lebih jelas dan
transparan
f.
Meningkatkan keterampilan pegawai karena
pembinaan SDM terprogram
g.
Lingkungan kerja lebih rapi dan bersih
h.
Dokumentasi lebih teliti
Manfaat
tersebut merupakan akibat dari semakin baiknya manajemen dalam perusahaan.
Sistem manajemen kualitas ISO-9000 tidak mensyaratkan bentuk manajemen tertentu
yang dinilai adalah sistem yang jelas, bertanggung jawab, konsisten dan dapat
dipercaya bagaimana sistem kualitas tersebut dikendalikan dan bagaimana
komitmen mereka terhadap kualitas.
Bagi
perusahaan yang baru akan masuk dalam pasar global, perhatian terhadap
faktor-faktor seperti : harga yang kompetitif, dapat memenuhi kebutuhan dan
selera pelanggan, sesuai dengan spesifikasi, jaminan pasokan dan beberapa
persyaratan lainnya baik yang melekat pada produk maupun masalah legalisasi,
dapat diantisipasi dengan mengimplementasikan sistem manajemen kualitas
ISO-9000.

Sertifikasi
sistem manajemen kualitas ISO-9000 dapat diterima dengan mudah dan badan
akreditasi (acreditation body) bila segala ketentuan dan persyaratan dalam
sistem manajemen kualitas ISO-9000 telah terpenuhi dan dari lembaga penilai
dinyatakan layak untuk mendapatkan sertifikasi.
Perusahaan
bagaimana yang layak ? adalah perusahaan yang sudah memilki komitmen terhadap
kualitas, sehingga kualitas merupakan perjuangan bagi perusahaan yang ingin
memperoleh sertifikasi sistem manajemen kualitas ISO-9000. Komitmen mutu harus
direfleksikan dalam tindakan manajemen baik internal control mapun external
control.

Sertifikasi
sistem manajemen kualitas ISO-9000 tidak dapat diperoleh dengan sekali jadi
tapi dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :
1.
Adopsi
Sebelum
manajemen mengadopsi sistem manajemen kualitas ISO-9000, maka pihak manajemen
harus mengetahui dan memahami terlebih dahulu apa itu sistem manajemen kualitas
ISO-9000. Dari mengetahui dan memahami akan timbul keyakinan akan manfaat
sistem manajemen kualitas ISO-9000. Keyakinan akan menimbulkan niat dan
motivasi yang akhirnya timbul komitmen untuk mengadopsinya.
2.
Persiapan
Tahap
persiapan ini berisikan segala bentuk persiapan yang perlu dilakukan mulai dari
seleksi konsultan untuk mendiagnostik sistem organisasi hingga menyusun program
kerja. Kegiatan dalam persiapan ini adalah :
a.
Seleksi konsultan
b.
Menentukan lingkup
c.
Membentuk komite
d.
Menunjuk manajer
e.
Kick off meeting
f.
Audit pendahuluan
g.
Menyusun
program kerja
3.
Pengembangan
Kegiatan
yang harus dilakukan dalam pengembangan ini adalah perumusan dokumentasi sistem
kualitas.
a.
Menyebarkan pengertian kepada semua
karyawan
b.
Menentukan kebijakan kualitas (quality
policy)
c.
Menyusun rencana kualitas (quality
planning)
d.
Membuat manual kualitas (quality
mannual) atau pedoman kualitas
e.
Membuat prosedur kualitas (quality
procedure)
f.
Menyusun prosedur operasional
g.
Pengadaan sumber daya
h.
Membentuk tim audit mutu internal
Tahap
pengembangan ini adalah tahap yang sangat penting dalam implementasi sistem
manajemen kualitas ISO-9000. Kebijakan kualitas merupakan pernyataan dari top
manajemen tentang komitmennya terhadap kualitas, kebijakan kualitas ini harus
dipahami dan dimengerti oleh setiap karyawann.
4.
Implementasi
Pada
tahap implementasi ini tanggung jawab sangat penting karena karyawanlah yang
menjalankan sistem tersebut. Jika terjadi beberapa proses tidak sesuai dengan
prosedur yang telah disusun, maka akan mempengaruhi perusahaan dalam memperoleh
sertifikat. Kegiatan yang harus dilakukan dalam tahap implementasi adalah :
a.
Distribusi dokumen ke setiap departemen
atau bagian
b.
Impelementasi
c.
Rekaman data kegiatan
d.
Pemeriksaan oleh tim audit
e.
Umpan balik
f.
Tinjauan manajemen (management review)
g.
Tindakan koreksi
h.
Verifikasi
5.
Assessment
Badan
sertifikasi akan menuju semua dokumen (document review) yang ada dan
dibandingkan dengan ketentuan dalam ISO-9000. Kemudian membandingkan semua
prosedur yang telah ditulis dengan penerapannya dilapangan. Kegiatan yang
termasuk dalam tahapan assessment ini adalah :
a.
Seleksi badan sertifikasi
b.
Pra-audit
c.
Tindakan koreksi
d.
Konfirmasi jadwal assessment
e.
Menyiapkan program kerja
f.
Pengarahan
g.
Pengecekan akhir
h.
Pembukuan
i.
Assessment
j.
Penutup
Waktu
yang dibutuhkan perusahaan mulai tahap adopsi sampai dengan tahap sertifikasi
sangat bervariasi, namun dibutuhkan waktu rata-rata antara 12-18 bulan. Setelah
sertifikasi diperolehi bukan berarti semuanya sudah berakhir, namun merupakan
permulaan yang baik dari penerapan sistem manajemen kualitas ISO-9000 untuk
masuk dalam kompetisi global.

Standar
internasional sistem manajemen kualitas ISO-9000 merupakan satu dari tiga
standar mengenai sistem manajemen kualitas yang dapat dipakai untuk jaminan
kualitas oleh pihak luar. Seperti telah disebutkan bahwa sistem manajemen
kualitas ISO-9001 adalah sistem jaminan kualitas dalam bidang desain,
pengembangan, produksi , instalasi dan pelayanan.
Ruang Lingkup Sistem Manajemen
Kualitas ISO-9001
Satndar
sistem manajemen kualitas ISO-9001 menetapkan persyaratan sistem kualitas untuk
dipergunakan bilamana kemampuan perusahaan dalam mendesain dan memasok produk
yang sesuai perlu ditunjukkan. Standar sistem manajemen kualitas ISO-9001
berlaku dalam situasi apabila :
1.
Desain produk dipersyaratkan dan
persyaratn produk dinyatakan terutama dalam kinerjanya
2.
Keyakinan terhadap kinerja produk dapat
dicapai melalui peragaan kemampuan perusahaan dalam hal : desain, pengembangan,
produksi, instalasi dan pelayanan.
Persyaratan Sistem Manajemen
Kualitas ISO-9001
Dalam
sistem manajemen kualitas ISO-9001 terdapat 20 persyaratan atau pasal yang
harus dipenuhi dengan rincian sebagai berikut :
1.
Tanggung Jawab Manajemen (Management
Responsibility)
a.
Kebijakan kualitas
Kebijakan
kualitas terutama sasaran dan komitmen kualitas harus ditetapkan dan
didokumentasikan oleh pimpinan dengan tanggung jawab tingkat eksekutif.
Kebijakan kualitas harus relevan dengan tujuan organisasi dan sesuai dengan
harapan dan kebutuhan pelanggan. Lima landasan pokok dalam menjalankan kegiatan
usaha :
o
Memberikan perlindungan dan kepuasan
kepada pelanggan dengan memberikan kualitas sesuai dengan kebutuhan dan
persyaratan yang telah ditetapkan.
o
Melakukan pengendalian pada seluruh
tahapan operasi melalui penerapan sistem manajemen kualitas terpadu untuk
mencapai tingkat kinerja yang kompetitif.
o
Mengupayakan pencapaian target
kecelakaan nihil.
o
Menerapkan konsep industri berwawasan
lingkungan.
o
Melakukan pembinaan sumber daya manusia
secara terarah dan berkesinambungan untuk mencapai tingkat kemampuan kerja
sesuai kebutuhan pelanggan.
b.
Organisasi
1.
Tanggung jawab dan wewenang
Tanggung
jawab, wewenang dan hubungan kerja antar personil yang mengelola, melaksanakan
dan melakukan verifikasi pekerjaan yang mempengaruhi kualitas, harus ditetapkan
dan didokumentasikan, terutama para personel yang memerlukan keleluasaan dan
wewenang untuk : (a) memprakasai tindakan untuk mencegah terjadinya ketidak
sesuaian apapun yang berkaitan dengan produk, proses dan sistem kualitas, (b)
mengidentifikasi dan merekam masalah apapun yang berkaitan dengan produk,
proses dan sistem kualitas, (c) memprakasai, mengusulkan atau mencarikan
pemecahan melalui mekanisme atau saluran yang ditentukan, (d) melakukan
verifikasi atau pemecahan yang telah dilakukan, (e) mengendalikan lebih lanjut
terhadap proses, penyerahan atau instalasi produk yang tidak sesuai sampai
penyimpangan atau keadaan yang tidak memuaskan itu diperbaiki.
2.
Sumber daya
Perusahaan
harus mengidentifikasi persyaratan sumber daya yang diperlukan dan
menyediakannya termasuk penugasan personil yang telah terlatih, untuk melakukan
pengelolaan, pelaksanaan pekerjaan dan kegiatan verifikasi termasuk audit
kualitas internal.
3.
Wakil manajemen
Pimpinan
perusahaan dengan tanggung jawab tingkat eksekutif harus menunjuk seorang wakil
dari organisasi sendiri yang disamping tanggung jawab lainnya harus memilki
wewenang yang cukup untuk (a) menjamin sistem kualitas yang telah dikembangkan,
ditetapkan dan dilestarikan sesuai dengan persyaratan standar internasional
kualitas ISO-9001, (b) melaporkan secara berkala kinerja sistem kualitas pada
manajemen untuk dievaluasi sebagai upaya penyempurnaan.
c.
Tinjauan manajemen
Pimpinan
perusahaan dengan tanggung jawab tingkat eksekutif harus mengevaluasi sistem
kualitas secara berkala pada interval waktu yang cukup untuk dapat menjaamin
kesesuaian dan keefektifannya dalam memenuhi persyaratan standar internasional
ISO-9001 serta sesuai dengan kebijakan kualitas dan sasaran kualitas yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
d.
Uraian tugas dan jabatan
Bentuk
uraian tugas dan jabatan antara lain (a) nama jabatan, (b) kode jabatan, (c)
tujuan umum jabatan, (d) kedudukan dalam organisasi seperti : atasan dan
bawahan langsung, (e) fungsi pokok, (f) rincian tugas seperti : tugas rutin,
tugas periodik dan tugas insidentil, dan (g) wewenang.
2.
Sistem Kualitas (Quality System)
a.
Umum
b.
Prosedur sistem kualitas
c.
Perencanaan kualitas
3.
Tinjauan Kontrak (Contract Review)
a.
Umum
b.
Tinjauan isi kontak
c.
Amandemen pada kontrak
d.
Rekaman data hasil tinjauan kontrak
harus disimpan
e.
Modifikasi kontrak
f.
Prosedur tinjauan kontrak
g.
Kesepakatan
4.
Pengendalian Desain (Design Control)
a.
Umum
b.
Perencanaan desain dan pengembangan
c.
Keterkaitan berbagai fungsi organisasi
dan teknis
d.
Masukan desain (tahap input)
e.
Keluaran desain (tahap output)
f.
Tinjauan desain
g.
Verifikasi desain
h.
Validasi desain
i.
Perubahan desain
j.
Penanggung jawab
k.
Rekaman data
5.
Pengendalian Dokumen Data (Document and
Data Control)
a.
Umum
b.
Pengesahan dan pnenerbitan dokumen dan
data
c.
Perubahan dokumen dan data
d.
Pengiriman dokumen
e.
Identifikasi dokumen
f.
Pemegang dokumen
g.
Masa berlaku dokumen
h.
Kodefikasi dokumen
6.
Pembelian (Purchasing)
a.
Umum
b.
Evaluasi subkontraktor (pemasok)
c.
Data pembelian
d.
Verifikasi terhadap produk yang dibeli
e.
Verifikasi oleh perusahaan ditempat
subkontraktor
f.
Verifikasi oleh pelanggan terhadap produk
yang disubkontraktor
g.
Daftar nama pemasok dan evaluasi pemasok
7.
Pengendalian Produk Milik Pelanggan
(control of Customer Supplied Product)
Elemen
dari pengendalian barang pasokan pelanggan ini adalah :
a.
Identifikasi produk milik pembeli
b.
Prosedur verifikasi penerimaan
c.
Prosedur penyimpanan
d.
Prosedur pemakaian
e.
Prosedur perawatan
f.
Kontrol ketidak sesuaian
g.
Laporan ketidak sesuaian
h.
Catatan atau rekaman data
8.
Identifikasi and Kemampuan Telusur
Produk (Product Identification and Trace ability)
Elemen
dari identifikasi dan mampu telusur produk ini adalah :
a.
Kemampuan telusur produk
1.
Tahap penerimaan
2.
Tahap penyimpanan
3.
Tahap proses
4.
Tahap pengiriman
5.
Tahap instalasi
6.
Administrasi pendukung
7.
Dokumentasi
b.
Identifikasi produk
1.
Identifikasi bahan baku
2.
Identifikasi produk pada proses
3.
Identifikasi produk akhir
4.
Identifikasi kantong
5.
Identifikasi alat-alat
6.
Identifikasi lingkungan
7.
Identifikasi dokumen
8.
Identifikasi lokasi
9.
Pengendalian Proses (Process Control)
Elemen
dari pengendalian proses ini adalah :
a.
Diagram alur proses
b.
Sasaran proses
c.
Titik-titik kendali
d.
Spesifikasi
e.
Standar
f.
Sistem informasi
g.
Pencatatan data proses
h.
Personel kegiatan proses
i.
Pengecekan alat-alat proses
10. Inspeksi
dan Pengujian (Inspection and Testing)
a.
Umum
b.
Inspeksi dan pengujian pada tahap
penerimaan
c.
Inspeksi dan pengujian dalam proses
d.
Inspeksi dan pengujian akhir
e.
Rekaman hasil inspeksi dan pengujian
11. Pengendalian
alat inspeksi, alat ukur dan alat uji (Control of Inspection, Measuring and
Test Equpment)
Elemen
dari pengendalian peralatan inspeksi, pengukuran dan pengujian ini adalah
sebagai berikut :
a.
Identifikasi
b.
Klasifikasi
c.
Daftar nama inspection, measuring and
test equipment
d.
Program kalibrasi
e.
Program pengecekan
f.
Prosedur kalibrasi
g.
Personal kalibrasi
h.
Rekaman hasil kalibrasi
i.
Sertifikat kalibrasi
j.
Sentra kalibrasi
k.
Alat-alat standar
12. Status
Hasil Inspeksi dan Pengujian (Inspection and Test Status)
Elemen
dari status hasil inspeksi dan pengujian ini adalah :
a.
Tahap penerimanaan material
b.
Tahap proses
c.
Tahap produk akhir
d.
Pemberian status
e.
Prosedur inspeksi dan pengujian
f.
Kontrol alat ketidak sesuaian
13. Pengendalian
Produk yang Tidak sesuai (Control of Non-Conforming)
Elemen
dari pengendalian produk yang tidak sesuai ini adalah :
a.
Bahan baku dari penambangan
b.
Bahan baku dari pembelian
c.
Material dalam proses
d.
Produk akhir
e.
Berat produk
f.
Ketidak sesuaian pada umumnya
14. Tindakan
Koreksi dan Pencegahan (Corrective and Preventive Action)
Elemen
dari tindakan koreksi dan pencegahan ini adalah :
a.
Mekanisme penyampaian NCR (non
conformaty record)
b.
Pembuat NCR
c.
Penanggung jawab tindakan koreksi
d.
Pelaksanaan verifikasi
e.
Catatan data tindakan koreksi
15. Penanganan,
Penyimpanan, Pengemasan, Pengawetan dan Pengiriman (Handling, Storage,
Packaging, Preservation and Delivery=HSPPD)
Elemen
dari HSPPD ini adalah :
a.
Prosedur HSPPD tiap-tiap unit
b.
Perawatan peralatan HSPPD
c.
Standar persyaratan HSPPD
d.
Penanggung jawab HSPPD
e.
Lokasi HSPPD
f.
Personil HSPPD
g.
Pemeriksaan HSPPD
16. Pengendalian
Rekaman Kualitas (Control of Quality Records)
Elemen
dari pengendalian rekaman kualitas ini adalah :
a.
Identifikasi
b.
Klasifikasi
c.
Kodefikasi
d.
Penyimpanan
e.
Pemanfaatan
f.
Masa retensi
g.
Keamanan
h.
Penanggung jawab
i.
Kepraktisan
17. Audit
Kualitas Internal (Internal Quality Audits)
Elemen
dari audit kualitas internal ini adalah :
a.
Bentuk tim audit
b.
Kualifikasi tim audit
c.
Buat jadwal audit
d.
Informasikan auditee
e.
Siapkan daftar periksa
f.
Laksanakan audit
g.
Diskusikan temuan
h.
Siapkan rekomendasi
i.
Lakukan verifikasi
j.
Siapkan laporan akhir audit
18. Pelatihan
(Training)
Elemen
dari pelatihan ini adalah :
a.
Kebutuhan pelatihan
b.
Tujuan pelatihan
c.
Program pelatihan
d.
Evaluasi dampak pelatihan
e.
Catatan data pelatihan
f.
Penanggung jawab pelatihan
g.
Prosedur pelatihan
h.
Rekaman data pelatihan
19. Pelayanan
(Servicing)
Elemen
dari pelayanan ini adalah :
a.
Komitmen
b.
Prosedur
c.
Pelaksanaan
d.
Verifikasi
e.
Rekaman data
f.
Evaluasi
20. Teknik
Statistik (Statistical Techniques)
Elemen
dari teknik statistik ini adalah :
a.
Keperluan
b.
Identifikasi teknik
c.
Lingkup aplikasi
d.
Penanggung jawab
e.
Evaluasi
f.
Rekaman data aplikasi

Sistem
manajemen kualitas ISO-9002 merupakan sistem manajemen kualitas atau model
jaminan kualitas dalam produksi, instalasi dan pelayanan. Persyaratan dalam
sistem manajemen kualitas ISO-9002 ini sama dengan persyaratan yang terdapat
dalam sistem manajemen kualitas ISO-9001 kecuali pengendalian desain (non
aplicable). Oleh karena itu, sistem manajemen kualitas ISO-9002 sangat cocok
untuk perusahaan jasa yang tidak memerlukan pengendalian desain seperti :
hotel, rumah sakit, asuransi, bank, lembaga pendidikan maupun laboratorium
pengetasan.

Sistem
manajemen kualitas ISO-9003 merupakan sistem manajemen kualitas atau model
jaminan kualitas untuk inspeksi dan tes akhir. Beberapa isi persyaratan yang
tedapat dalam standar ini sama dengan isi persyaratan dalam sistem manajemen
kualitas ISO-9001 kecuali pengendalian desain, pembelian, pengendalian proses
dan pelayanan yang bersifat non aplicable.

Seperti
disebutkan di atas bahwa sistem manajemen kualitas atau model jaminan kualitas
ISO-9004 adalah pedoman yang tidak mengikat (noncontractual) atau panduan untuk
penerapan. Sistem manajemen kualitas ISO-9004 terdiri dari delapan seri, yaitu
ISO-9004-1 s.d ISO-9004.8.

Tujuan
penerapan sistem manajemen kualitas ISO-9000 bukanlah untuk memperoleh
sertifikat, dan adalah keliru jika suatu perusahaan menerapkan sistem manajemen
kualitas ISO-9000 hanya bertujuan untuk memperoleh sertifikat. Hal yang lebih
penting untuk dipertahankan dalam penerapan sistem manajemen kualitas ISO-9000
adalah justru pada komitmennya terhadap kualitas produk, perbaikan proses
kerja, produktivitas dan efisiensi.
Memperoleh
sertifikat sistem manajemen kualitas ISO-9000 bukanlah suatu hal yang mudah,
tapi memerlukan kerja keras serta komitmen perusahaan terhadap kualitas.
Komitmen dan kerja keras saja tentunga tidak cukup jika perusahaan ingin
memperoleh sertifikat. Banyak biaya yang harus dikeluarkan perusahaan mulai
dari persiapan, penerapan hingga peninjauan ulang untuk mempertahankan
ssertifikat.
Biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh sertifikat sistem manajemen kualitas ISO-9000
jumlahnya cukup besar dan hal ini menjadi kendala bagi perusahaan kecil dan
menengah untuk mengimplementasikannya. Oleh karena itu, bagi perusahaan kecil
dan menengah maupun perusahaan lain yang tidak mampu memperoleh sertifikat,
implementasi sistem manajemen kualitas ISO-9000 dan komitmen terhadap kualitas
jauh lebih penting dari pada memperoleh sertifikat.

Dalam
sistem manajemen kualitas ISO-9000 mengatur hubungan antara pemasok, perusahaan
dan pelanggan serta memberikan petunjuk secara umum dalam rangka memenuhi
persyaratan mutu. Oleh karena itu, sistem manajemen kualitas ISO-9000 tidak
berbicara kualitas suatu produk, tapi berbicara proses pencapaian suatu tingkat
kualitas teretntu.
Banyak
perusahaan yang memiliki kebanggan dalam memperoleh sertifikat ISO-9000.
Kebanggan tersebut diwujudkan dalam bentuk publikasi secara besar-besaran
ketika pertama kali sertifikat diserahkan dan setiap produknya diberikan libel
dan tanda sertifikat ISO-9000. Beberapa psikologis tersebut adalah sebagai
berikut :
1.
Beban moral
2.
Malu kalau sertifikat dicabut
3.
Setiap akan diaudit ulang mengadakan
persiapan
4.
Berusaha menutupi kelemahan sewaktu
asesmen
5.
Mengadakan perbaikan maksimal menghadapi
asesmen
6.
Membuat banyak orang stress

Penerapan
sistem manajemen kualitas ISO-9000 memerlukan persiapan dan pembenahan
diseluruh aspek organisasi. Ketika pencanangan pertama kali oleh perushaan
untuk menerapkan sistem manajemen kualitas ISO-9000 banyak yang mengalami
kegagalan, penyebab kegagalan ini dapat didefenisikan sebagai berikut :
1.
Komitmen manajemen rendah
Penerapan
sistem manajemen kualitas ISO-9000 menuntut adanya komitmen dan tanggung jawab
yang besar dari manajemen. Jika komitmen ini rendah maka penerapan sistem
manajemen kualitas ISO-9000 akan terbengkalai.
2.
Organisasi belum stabil
Beberapa
perusahaan ditemukan bahwa mereka kesulitan dalam pembagian kerja
diorganisasinya. Bentuk organisasi dan sistem yang terjadi akan memperngaruhi
proses kerja, tanggung jawab dan wewenang setiap level jabatan.
3.
Sikap mental
Sikap
mental memiliki pengaruh yang cukup dominan terhadap kesuksesan penerapan
sistem manajemen kualitas ISO-900, karena bagaimanapun canggihnya suatu sistem
yang dibuat faktor manusialah yang akan menentukan berjalan atau tidaknya
sistem tersebut.
4.
Kritis non produktif
Sering
kali timbul dalam perusahaan orang atau kelompok tertentu yang memilki sikap
terlalu kritis dan selalu mempertanyakan efektifitas serta selalu mencari-cari
kelemahan sistem manajemen kualitas ISO-9000, sementara sistem belum berfungsi
secara keselutuhan. Jika hal ini terjadi tanpa ada penanganan yang serius, maka
cenderung hanya akan menimbulkan perdebatan yang berkepanjangan dan sama sekali
tidak produktif.

Untuk
penerapan sistem manajemen kualitas ISO-9000, ada persyaratan-persyaratan yang
harus dipenuhi oleh perusahaan. Persyaratan tersebut dikenal dengan istilah
elemen-elemen sistem manajemen kualitas ISO-9000.
Sistem
manajemen kualitas ISO-9001 memiliki persyaratan yang paling lengkap, yaitu 20
elemen. Sistem manajemen kualitas ISO-9002 hanya berisikan 19 elemen dan tidak
memasukkan elemen pengendalian desain. Sedangkan sistem manajemen kualitas
ISO-9003 walaupun tidak banyak diadopsi perusahaan, namun merupakan salah satu
alternatif yang dapat digunakan perusahaan untuk memperoleh sertifikasi. Sistem
manajemen kualitas ISO-9003 memuat 17 elemen sebagai persyaratan dari 20 elemen
yang ada dan sangat cocok untuk perusahaan yang mengutamakan jaminan kualitas
dalam inspeksi dan tes akhir.
Meskipun
ketiga seri sistem manajemen kualitas ISO-9000 memiliki elemen yang berbeda,
penerapan sistem manajemen kualitas ISO-9000 menjadi tanggung jawab setiap
karyawan dan semua level manajemen, mulai dari persiapan hingga tahap
sertifikasi.
Nice mbak wella rida. Sepertinya bisa sinkronisasi. please check : http://www.konsultan.co/
BalasHapuskabari kalo berminat. thanks
Bisa di download bentuk pdf ??
BalasHapus2014 lalu ,sekarang 2020 dan saya belom lulus lulus kuliah
BalasHapusInformative blog post
BalasHapusTREN TERBARU DALAM SERTIFIKASI ISO
Tren terbaru dalam Sertifikasi ISO
BalasHapus