Selasa, 14 Oktober 2014

Manajemen Kualitas



BAB 7
BENCHMARKING

*             Pentingnya Benchmarking
Tingginya tingkat persaingan bisnis saat ini dan pelanggan selalu menginginkan produk dan pelayanan yang terbaik, kebutuhan pelanggan selalu meningkat serta para pemasok semakin kompetitif, mengakibatkan kepuasan pelanggan semakin sulit untuk dipenuhi. Upaya untuk memuaskan pelanggan dengan memberikan produk dan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan merupakan dorongan dilakukannya benchmarking.
Banyak perusahaan yang telah sukses dan menguasai pasar karena menerapkan strategi bisnis yang berfokus kepada pelanggan dan selalu berusaha untuk memuaskan para pelanggannya. Tetapi, tidak sedikit perusahaan yang mengalami kegagalan meskipun mereka telah menerapkan strategi bisnis yang tepat sehingga meningkatkan daya saing.
Peningkatan daya saing perusahaan tidak cukup hanya sekedar menerapkan strategi yang tepat. Perusahaan perlu melakukan benchmarking atau perbandingan posisi relatif dengan kesuksesan perusahaan lain di dunia, sehingga tindakan untuk menghasilkan kinerja yang serupa atau bahkan kinerja yang lebih baik dapat ditentukan. Disamping itu reorientasi budaya menuju pembelajaran yang akan meningkatkan perbaikan keterampilan dan efisiensi yang dihubungkan dengan kecepatan waktu pengerjaan dan biaya, yang selanjutnya akan mengarah pada suatu proses pengembangan keunggulan. Hal ini lah yang menjadi tujuan diadakannya benchmarking.
*             Pengertian Benchmarking
Benchmarking sudah berkembang sejak era 1980-an. Jepang yang memasarkan produk mesin fotokopi dengan kualitas yang lebih baik dan harga lebih murah seperti Minolta, Ricoh dan Canon telah menguasai pasar mesin fotokopi di Amerika Serikat yang tadinya didominasi oleh Xerox. Akibatnya, perusahaan penghasil mesin fotocopi Amerika Serikat Xerox yang merupakan pioner penghasil mesin fotocopi hampir mengalami kebangkrutan pada tahun 1970. Keberhasilan perusahaan jepang dalam memasarkan mesin fotokopi, pada awalnya Xerox menuduh perusahaan Jepang melakukan “dumping”.
Eksekutif Xerox kemudian memutuskan untuk melihat sendiri ke Jepang dengan melakukan benchmarking bagaimana proses operasi yang telah dilakukan perusahaan jepang penghasil mesin fotocopi tersebut. Melalui mitra perusahaan Xerox di jepang, mereka melihat bahwa orang jepang melakukannya jauh lebih baik dari pada yang dilakukan oleh Xerox dalam segala aspek seperti : kualitas, efisiensi biaya, nilai pasar dan semua yang lain.
Kebangkrutan perusahaan mesin fotocopi Xerox akan menjadi kenyataan apabila pihak manajemen tidak melakukan usaha perubahan dan perbaikan untuk mengatasinya. Usaha perbaikan yang dilakukan oleh Xerox mulai tahun 1981 dengan semangat inovasi yang tiada henti melalui keterlibatan karyawan dan benchmarking akhirnya membuahkan hasil. Keberhasilan Xerox yang waktu itu dipimpin oleh David T. Kearns terbukti dengan diterimanya penghargaan Malcolm Baldrige National Quality Awar (MBNQA) pada tahun 1989.
Apa yang dimaksud dengan benchmarking ? Secara harfiah benchmarking diartikan sebagai “patok duga” seperti dimuat dalam Peter Salim, 1991 The Contemporary English-Indonesia: Dictionary, p.192. penulis beranggapan bahwa definisi yang dikemukakan oleh Gregory H. Watson dan David Kearns  (CEO Xerox) adalah definisi yang sangat tepat untuk menjelaskan benchmarking.
o  Gregory H. Watson mendefinisikan benchmarking adalah sebagai pencarian secara berkesinambungan dan penerapan secara nyata praktik-praktik yang lebih baik yang mengarah pada kinerja kompetitif yang unggul.
o  David Kearns mendefinisikan benchmarking adalah suatu proses pengukuran terus-menerus atas produk dan jasa pelayanan terhadap pesaing yang terkuat atau badan usaha lain yang dikenal sebagai yang terbaik.
o  Fandy Tjiptono dan Anantasia Diana, 1995 p.232 mengatakan, maksud istilah benchmarking atau patok duga adalah sebuah perusahaan akan “mematok” perusahaan lain yang mereka anggap sebagai pesaing terberat, lalu bila dibandingkan “menduga” perusahaan mereka berada pada posisi setinggi apa.
Dengan demikian benchmarking adalah suatu proses belajar yang berlangsung secara sistematis dan terus menerus dengan melakukan kegiatan mengukur dan membandingkan setiap bagian yang dinyatakan penting oleh perusahaan dengan perusahaan lain yang terbaik atau pesaing yang dianggap paling unggul dibidangnya.
Konsep benchmarking dilandasi oleh kerjasama secara terbuka antara dua perusahaan atau lebih untuk saling menukar informasi dan pengalaman yang sama-sama dibutuhkan. Jika informasi itu dianggap rahasia, maka perusahaan bebas untuk tidak memberikan informasi yang dianggap rahasia tersebut. Dari pertukaran informasi, kedua perusahaan sama-sama memperoleh keuntungan dan tidak ada piha yang dirugikan.
Bila satu perusahaan memiliki kinerja yang lebih baik, itu berarti perusahaan tersebut dapat melakukan inovasi, kreativitas dan pengembangan produk dan proses atas perturan informasi. Hal inilah yang menjadi wujud kegunaan dari benchmarking, yaitu tidak hanya menyamai kinerja perusahaan pesaing, tetapi dapat melampaui sehingga menjadi keunggulan daya saing.
*             Proses Benchmarking
Proses benchmarking cukup sederhana, seorang manajer senior menentukan bagian apa dari bisnisnya yang perlu menjalani perombakan strategi. Kamudian dia akan memerintahkan sejumlah ahli untuk melakukan penelitian, perusahaan mana yang paling kuat dalam fungsi itu serta mengumpulkan data tentang kinerja yang telah dicapainya. Setelah data itu dianalisis, maka disusun rencana strategis dengan memasukkan unsur-unsur yang paling efektif dari perusahaan yang dijadikan referensi tersebut.
Sebelum melakukan benchmarking perusahaan hendaknya menjawab beberapa pertanyaan berikut ini, yaitu :
1.      Apa masalahnya
2.      Dimana posisi kita sekarang
3.      Apa yang akan di benchmark
4.      Apa yang menjadi dasar benchmark
5.      Apa yang akan terjadi sebagai akibat benchmark
6.      Bagaimana kita mempertahankan benchmark
7.      Apa masalah berikutnya yang perlu di benchmark
Agar jawaban pertanyaan ini semua dapat diidentifikasi dan didefinisikan secara jelas, perusahaan dapat memberikan tanggung jawab pada tim khusus atau individu untuk menanganinya. Langkah ini adalah metodologi yang tepat untuk proses evaluasi dan perbaikan sebagai bagian dari program Continuous Quality Improvement secara keseluruhan.
Karlof dan Ostblom, 1993 mengemukakan lima langkah  yang harus dikaukan untuk emnerapkan benchmarking. Kelima langkah tersebut sebagai berikut :
1.      Menentukan apa yang akan di benchmark, yaitu berkaitan dengan proses apa yang akan di benchmarking dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan proses perusahaan.
2.      Menentukan perusahaan yang akan di benchmark, yaitu perusahaan yang terbaik.
3.      Mengumpulkan informasi, yaitu data yang berkaitan dengan apa yang akan di benchmark.
4.      Analisis data dan menentukan kesenjangan proses perusahaan dengan proses perusahaan yang di benchmark.
5.      Implementasi perubahan yang harus dilakukan dan sekaligus melakukan pemantauan untuk memperbaiki benchmark.
Barry Render, 1995 p.96 menegmukakan bahwa model pengembangan benchmarking didasarkan pada tahapan sebagai berikut :
1.      Menentukan apa yang akan di benchmark.
2.      Membentuk tim benchmarking.
3.      Menentukan partner (perusahaan) yang akan di benchmark.
4.      Mengumpulkan informasi dan menganalisis informasi benchmarking.
5.      Mengambil tindakan untuk melebihi prestasi perusahaan yang di benchmark.
Dale H. Besterfield, at al, 1995 p.245-246 mengemukakan enam langkah yang diperlukan dalam proses implementasi benchmarking. Keenam langkah proses implementasi benchmarking tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Menentukan apa yang akan di benchmark.
2.      Mengetahui posisi kinerja sekarang.
3.      Membuat rencana benchmark.
4.      Mengumpulkan data.
5.      Mempelajari dan menganalisis data.
6.      Mengambil keputusan.
*             Benchmarking Sebagai Strategi Bersaing
Banyak sekali jenis instrumen manajemen kualitas seperti : brainstorming, statistical process control (SPC), quality function deployment (QFD), run chart, histogram, input/output analysis, scatter chart, flow chart, control chart, cause-and-effect diagrams, perception analysis, pareto charting dan lain sebagainya. Masing-masing mempunyai instrumen tersebut mempunyai kelemahan dan kekuatan, tetapi tidak ada perusahaan yang memerlukan semuanya.setiap perusahaan dapat memilih kombinasi sendiri secara tapat sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Pemilihan instrumen manajemen kualitas yang tepat dapat memberikan kontribusi yang cukup besar untuk menentukan perbaikan proses. Benchmarking yang dapat digunakan hampir segala macam bentuk bisnis, berusaha untuk mengumpulkan berbagai elemen prestasi perusahaan terkemuka dalam beberapa waktu dan kemudian membandingkannya dengan benchmark seperti standar, proses dan sasaran.
Pengalaman Motorola dalam menggunakan strategi benchmarking untuk memperbaiki kualitas diawali oleh sebuah keputusan yang sangat sederhana, yaitu bila motorola dapat menaikkan motivasi karyawan lebih tinggi, dan melakukannya lebih baik dari pesaing, perusahaan akan mengejar ketinggalan dan melewati perusahaan lain walaupun mereka telah memulainya lebih dahulu.  Bob Galvin sebagai pencetus kesimpulan tersebut, menetapkan untuk menggarap ulang budaya perusahaan dan karakter perusahaan yang diharapkan menjadi ciri Motorola. Budaya baru yang di kenalkan adalah jauh lebih terfokus pada pelanggan atau kepuasan total pelanggan sebagai poros untuk semua elemen karakter, budaya dan iklim organisasi.
Bagaimana program Motorola untuk dapat mencapai enam sigma tersebut ? George Fosher dalm Bill Creech, 1995 menyebutkan enam langkah ke arah enam sigma. Keenam langkah tersebut adalah :
1.      Menentukan apa produk anda.
2.      Menentukan siapa pelanggan produk tersebut.
3.      Mengenali pemasok yang anda perlukan untuk produk anda.
4.      Merencanakan proses yang harus digunakan untuk membuat produk tersebut.
5.      Mengamati proses tadi untuk menghilangkan langkah yang keliru dan sia-sia.
6.      Menetapkan  cara pengukuran sebagai dasar untuk melakukan perbaikan terus menerus.
Keenam langkah tersebut menunjukkan bahwa strategi kualitas benchmarking tidak hanya dilakukan pada proses, tetapi telah diperluas ke bidang yang bukan manufacturing seperti dua langkah pertama, yaitu menentukan produk dan pelanggan yang secara tradisional banyak dilupakan.
Benchmarking dapat menjadi strategi bersaing, karena benchmarking berfokus pada proses dan produk. Bila produk tersebut tidak sesuai dengan harapan perusahaan, pada prosesnya perlu diperbaiki. Bila produknya memenuhi harapan perusahaan tetapi tidak sesuai dengan harapan pelanggan berarti perusahaan harus mendefenisikan dan mendesain ulang produknya.
Aspek terpenting dari benchmarking adalah gerakan inovasinya yang menawarkan perbaikan jangka panjang untuk perusahaan. Tujuan dari benchmarking adalah mencari rahasia sukses perusahaan-perusahaan yang unggul, khususnya di bidang pemasaran, proses, distribusi dan pelayanan. Oleh karena itu, tiap analisis benchmarking yang baik akan menghasilkan dua jenis informasi, yaitu : (1) data kualitatif yang dipakai untuk mengukur kinerja dan menentukan target yang akan datang, (2) data kualitatif tentang faktor-faktor sukses yang membuat perusahaan yang dijadikan referensi unggul dalam fungsi tertentu.

Rabu, 01 Oktober 2014

Pemandangan Alam yang Terindah di Indonesia

1. Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat
Beranjak dari legenda empat kerajaan di Papua Barat: Waigeo, Misool, Salawati, dan Batanta, Kepulauan Raja Ampat adalah surga wisata bahari di Indonesia. Kabupaten ini punya 610 pulau dengan perairan jernih memesona, dihuni oleh seperempat biota laut yang ada di dunia. Heterogenitas flora dan fauna bawah air Raja Ampat terkenal di seluruh dunia, membuat kawasan ini jadi surga para penyelam.

Kawasan Nabire di bagian "kepala burung" Papua menjadi habitat hiu paus raksasa. Ada pula Manta Point, tempat para penyelam menari dikelilingi pari raksasa dengan bentangan sayap 9 meter. Bangkai kapal dan pesawat peninggalan Perang Dunia II terdapat di dekat Pulau Wai, menjadi habitat ikan hias dan anemon warna-warni.

Kepulauan Raja Ampat disebut-sebut sebagai salah satu lokasi penyelaman terindah di dunia. Baik itu snorkeling maupun diving di laut dalam, Raja Ampat adalah Raja-nya keindahan bahari di Indonesia.

2.  Gunung Rinjani, Lombok
Gunung Rinjani mempunyai pemandangan alam yang paling indah bila dibandingkan dengan gunung lain di Indonesia, bahkan keindahannya disebut-sebut sebagai yang paling indah tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di Asia. Karena panorama alamnya yang indah inilah Gunung Rinjani menjadi gunung favorit para pendaki yang biasanya merupakan mahasiswa, pecinta alam, penduduk lokal, hingga wisatawan asing.Rinjani tersohor sebagai gunung paling indah di Indonesia. Tak heran gunung yang terletak di Lombok, Nusa Tenggara Barat, ini menjadi favorit para pendaki. Lanskap hijau, Danau Segara Anak, serta kaldera mahabesar adalah cermin kecantikan Gunung Rinjani.

Namun, bicara Rinjani tak melulu identik soal gunung. Taman Nasional Gunung Rinjani terletak di garis transisi Wallacea dan Australasia, menghasilkan keanekaragaman flora dan fauna. Lutung alias monyet hitam biasa ditemukan saat pagi tiba. 
  
3. Wakatobi, Sulawesi Tenggara  
Wakatobi Island sebuah daerah yang berlokasi di Laut Banda Sulawesi Tenggara merupakan Daerah tujuan wisata yang sangat fantastis sebagai wisata selam dan Wisata Laut yang di miliki indonesia tercinta.
Keajaiban Laut Bawah dan terumbu karang terbaik di dunia menjadikan wakatobi sebagai salah satu tujuan wisata ( wisata menyelam khususnya ) yang wajib anda kunjungi bagi anda pecinta Diving.
Wakatobi Resort menawarkan penyeleman kelas dunia didukung oleh rumah karang yang spektakuler serta kemudahan akses ke tempat penyelaman dengan keanekaragaman kehidupan bawah laut ditambah lagi dengan keamanan dan kenyamanan dalam melakukan aktifitas selam yang sangat terjamin dengan wilayah laut yang terproteksi.
Wakatobi Resort juga memiliki staff yang berpengalaman dan berpengetahuan dalam pelayanan wisata, dengan sajian menu makanan yang sehat dan keanekaragaman rasa, serta dilengkapi dengan perangkat komunikasi satelit dengan akses internet 24 jam, sehingga Wakatobi Dive Resort melayani tamu dengan pelayanan standar dunia.
Resort ini juga dilengkapi dengan lapangan terbang Maranggo di pulau Tomia dengan jalur penerbangan yang menghubungkan pulau Bali ke Tomia akan membuat perjalanan ke Wakatobi semakin mudan dan nyaman.

Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang memberikan gambaran tentang keadaan posisi keuangan, hasil usaha, serta perubahan dalam posisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan kesimpulan dari pencatatan transaksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Laporan keuangan adalah media yang paling penting untuk menilai kondisi ekonomi dan prestasi manajemen. Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan  (SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). SAK memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih metode maupun estimasi akuntansi yang dapat digunakan. Wardhani (2008) menyatakan fleksibilitas tersebut akan mempengaruhi perilaku manajer dalam melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi keuangan perusahaan.
Dalam rangka membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami dan menginterpretasikan laporan keuangan maka perlu dibuat analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk membantu bagaimana memahami laporan keuangan, bagaimana menafsirkan angka-angka dalam laporan keuangan, bagaimana mengevaluasi laporan keuangan dan bagaimana menggunakan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. Teknik analisis yang sering digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah teknik analisis untuk mengetahui hubungan matematis dari pos-pos tertentu dalam setiap elemenlaporan keuangan. Hasil dari perhitungan rasio akan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, agar dapat diketahui perubahan yang terjadi, apakah mengalami kenaikan atau penurunan.
        Analisis laporan keuangan menggunakan perhitungan rasio-rasio agar dapat mengevaluasi keadaan finansial perusahaan dimasa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Rasio dapat dihitung berdasarkan sumber datanya yang terdiri dari rasio-rasio neraca yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, rasio-rasio laporan laba-rugi yang disusun dari data yang berasal dari perhitungan laba-rugi, dan rasio-rasio antar laporan yang disusun  berasal dari data neraca dan laporan laba-rugi. Laporan keuangan perlu disusun untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan tersebut meningkat atau bahkan menurun dan didalam menganalisis laporan keuangan diperlukan alat analisis keuangan, salah satunya adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas
(leverage), rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio pertumbuhan.
MACAM-MACAM ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Analisis Time Series dan Cross Sectional
  1. Analisis Trend atau time series adalah analisis rasio perusahaan untuk beberapa periode. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang lalu (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang pada perusahaan yang sama. Analisis trend dapat melihat apakah prestasi perusahaan itu meningkat atau menurun selama periode tertentu, mengestimasi kemungkinan terjadi peningkatan atau penurunan pada kondisi keuangan tertentu
  2. Analisis Cross Sectional, dengan analisis ini analis membandingkan rasio-rasio perusahaan (company ratio) dengan rata-rata rasio perusahaan sejenis atau industri (rasio rata-rata/rasio standard) untuk waktu yang sama.
Analisis Commond Size dan Analisis Index
  1. Analisis Commond Size, untuk membuat perbandingan elemen-elemen laporan keuangan dengan command base-nya. Laporan keuangan neraca pada sisi aktiva didasarkan pada total aktiva sehingga total aktiva sama dengan 100%. Elemen-elemen lain dari aktiva dibandingkan dengan total aktiva. Elemen-elemen kewajiban dan modal sendiri didasarkan pada total kewajiban dan modal sendiri. Laporan laba rugi commond base-nya penjualan, elemen-elemen laporan laba rugi dibandingkan dengan penjualan.
  2. Analisis Index, memilih tahun dasar sebagai commond base-nya elemen-elemen laporan keuangan pada periode lain dibandingkan dengan elemen-elemen laporan keuangan yang sama dengan tahun dasar tersebut.